Ketika Peserta Pelatihan Pemandu Wisata Gunung Bergantian Jadi Wisatawan di Batuangus Bitung

Bitung, VivaSulut.com – Desy terlihat cagung saat coba menjelaskan soal jalur tracking yang akan dilalui di Taman Wisata Alam (TWA) Batuangus Kelurahan Kawasari Kecamatan Aertembaga, Jumat (20/4/2024).

Desy adalah salah satu peserta Pelatihan Pemandu Wisata Gunung yang digelar Dinas Pariwisata Kota Bitung dengan melibatkan Asosiasi Pemandu Gunung Indonesia (APGI) Sulawesi Utara.

Bacaan Lainnya

Di hari ketiga pelatihan, Desy bersama puluhan puluhan peserta lainnya melakukan praktek menjadi pemandu di TWA Batuangus, setalah dua hari mendapatkan materi kelas dari Ketua APGI Sulut, Denny Engka bersama Sekretaris APGI Sulut, Arlen Kolinug serta Ketua Himpunan Pramuwisata Indonesia (HPI) Kota Bitung, Alfons Wodi.

Tidak hanya Desy, peserta lainnya secara bergantian peran sebagai pemandu dan wisatawan untuk menerapkan materi yang didapatkan selama dua hari.

Mulai dari mempersiapkan pendakian yang sudah diagendakan, dengan mempelajari dan memahami peta kawasan. Kemudian melakukan identifikasi risiko yang ada dan melakukan perencanaan rute pendakian. Menjelaskan setiap prosedur keselamatan bagi peserta pendakian yang akan turut sebelum pendakian dan selama pendakian berlangsung dipraktekkan peserta secara bergantian.

Juga memberikan materi pada wisatwan tentang keselamatan gunung dan teknik bertahan hidup jika terjadi keadaan darurat yang diluar perhitungan, mempersiapkan peralatan yang diperlukan dalam pendakian, khususnya peralatan yang digunakan untuk keperluan dalam perjalanan. Sebelumnya menginfokan juga alat dan barang yang idealnya dibawa untuk menunjang kegiatan pendakian yang akan dilakukan.

Desy dan pserta lainnya juga, memberikan panduan pada peserta pendakian untuk melewati medan-medan sulit, sehingga peserta pendakian tetap terjaga keselamatannya selama perjalanan berlangsung.

Tak lupa juga memberikan pertolongan pertama pada pendaki yang mengalami cedera, dan mengevakuasi ke lokasi yang telah ditentukan. Pada perjalanan, memastikan tidak ada pendaki yang tertinggal atau salah jalur pendakian. Menghindarkan pendaki dari risiko pendakian yang mungkin muncul dengan melakukan berbagai cara agar dampak yang diterima bisa ditekan seminimal mungkin.

Proses praktek lapangan ini dipantau langsung Denny, Arlen dan Alfons. Ketiganya secara bergantian memotivasi peserta agar tidak cangung untuk mempraktekkan materis kelas yang didapatkan kendati baru pertama kali melakukan aktivitas menjadi pemandu wisata gunung.

“Kami berharap, pelatihan ini tidak hanya sekali digelar dan terus berlanjut. Mengingat potensi wisata alam, terutama wisata gunung juga ada di Kota Bitung sehingga perlu SDM handal khusus pemandu wisata gunung,” kata Denny.

Apalagi kata Denny, SDM di bidang yang menggeluti kegiatan alam di Kota Bitung melimpah, tinggal bagaimana pemerintah daerah untuk mengasah lewat pelatihan hingga sertivikasi memandu wisata gunung agar potensi wisata gunung bisa dikelola serta membawa dampak ekonomi bagi masyarakat.

“APGI siap membackup pemerintah daerah untuk menyiapkan SDM di bidang pemandu wisata gunung hingga ke tingkat pemandu bersertivikat atau berlisensi,” katanya.

Apa yang disampaikan Denny direspon positif Kabid Pengembangan Kelembagaan Kepariwisataan pada Dinas Pariwisata Kota Bitung, Oike Makalew. Diranya mengaku tidak menyangka jika dunia pemandu wisata gunung punya tantangan dan keunikan tersendiri dibandingkan dengan pemandu wisata lainnya.

Oike berjanji, pelatihan pemandu wisata gunung akan terus berlanjut dengan menjadi salah satu program dari Dinas Pariwisata Kota Bitung karena dampaknya bisa dirasakan warga lokal serta pengelolaan potensi wisata-wisata alam, yakni gunung.

“Ini akan kami usulkan dan laporkan ke pimpinan. Pada intinya, Kepala Dinas Pariwisata Kota Bitung, Pingkan Kapoh sangan mensuport program ini, yakni SDM pemandu dan menjadi salah satu program beliau selain pembenahan infrakstruktur spot-spot wisata alam,” kata Oike.

(redaksi)

Pos terkait