Manado, VivaSulut.com – Muhammad Zinedine Alam Ganjar nongkrong bersama anak muda di Manado, tepatnya di Esspecto Coffee, Sario, Kota Manado, Sulawesi Utara, Jumat (20/1/2024) malam.
Setibanya di tempat tersebut, Alam langsung disambut histeris oleh para pengikutnya dengan teriakkan ‘Alaaaam!’ hingga sesak dan seisi tempat tersebut dipenuhi oleh para penggemar yang didominasi oleh kaum hawa.
Alam Ganjar yang hadir didampingi tokoh pemuda Sulawesi Utara, Rio Dondokambey pun diajak berbincang mengenai kesan pertama hingga kesibukannya yang tengah dijalaninya saat ini.
Putra dari Capres Ganjar Pranowo itu mengaku terkesan dengan keindahan alam dan kuliner khas Manado.
Adapun suasana diskusi dikemas sangat kreatif, diselingi aksi sejumlah pemuda yang menampilkan bridge dance.
Seakan tidak mau kalah, Alam pun ditantang untuk melakukan battle dance dan dirinya mempertontonkan aksi memukau yang membuat decak kagum dari penonton yang hadir.
Alam Ganjar berdiskusi dan menjajaki berbagai pertanyaan yang muncul.
Salah satunya yakni pertanyaan soal masa depan pelaku industri kreatif yang bergerak di bidang penerbit musik yang mengutarakan keresahannya yang mengharuskan pelaku industri musik harus berada di Jakarta jika ingin berkembang dan meraih kesuksesan.
Alam pun tidak menampik hal tersebut. Menurutnya, hal tersebut merupakan langkah paling konkret untuk dapat berkembang dan merintis karir di industri apapun.
“Bicara realita dan idealisme, kenapa sekarang untuk berkembang harus ke Jakarta? Karena tak bisa dipungkiri bahwa infrastruktur dan pasar utamanya ada di sana karena di sana cara untuk berkembang,” kata Alam.
Namun ia tak dapat menampik suatu saat di masa depan, fasilitas dari berbagai industri semakin berkembang di daerah-daerah.
Hal tersebut penting dilakukan untuk mengurangi kepadatan populasi Jakarta dan mendorong daerah lain semakin berkembang.
“Dengan Indonesia yang luas dan industri musik variatif, harus ada distribusi infrastruktur secara merata, tidak hanya industri musik saja coba kita membayangkan di Manado ada suatu tempat yang menjadi integrasi anak muda bebas mau ngapain aja, ekosistem pendukung supaya anak muda ga bingung lagi mau produktif dimana,” kata Alam.
“Tapi saya rasa kalau ini ada di setiap provinsi itu jadi salah satu penyebaran industri musik di Indonesia akan ada tindakan afirmasi terkait industri musik yang belum ada label karena belum ada regulasi konkret yang mengelola hal itu,” tambahnya.
Setelah melakukan sesi diskusi bersama para pengikutnya, Alam terlihat diajak bernyanyi bersama.
(***/Finda Muhtar)