Tol Manado-Bitung Masuk Daftar Tol Tersepi di Indonesia

Tol Manado-Bitung.(ist)

Jakarta, VivaSulut.com – Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Kementerian Pekerjaan Umum (PU) mengungkapkan penyebab trafik 21 jalan tol yang masih di bawah 50 persen dari Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT).

Dilansir dari Kompas.com pada Senin (20/10/2025), BPJT menjelaskan bahwa investasi pada sektor jalan tol merupakan investasi jangka panjang, dengan masa pengembalian rata-rata memerlukan waktu mulai dari sekitar 40 tahun.

Bacaan Lainnya

Dengan masa pengembalian investasi yang relatif panjang, umumnya jumlah bangkitan kendaraan di jalan tol pada awal masa operasi belum mencapai tingkat optimal, sehingga masih berpotensi terus meningkat pada tahun-tahun berikutnya.

Sehingga menurut BPJT, jalan tol di Indonesia yang telah beroperasi selama 20 tahun ke atas cenderung memiliki kondisi trafik yang sudah cukup mature.

“Sedangkan daftar jalan tol yang kami sampaikan pada Rapat Kerja bersama Komisi V DPR RI pada 24 September 2025 yang lalu, adalah jalan tol yang beroperasinya masih kurang dari 20 tahun dan masih berpotensi terjadi kenaikan trafik,” beber BPJT.

BPJT mengatakan, kondisi trafik pada sejumlah ruas jalan tol yang masih rendah tersebut merupakan gambaran situasi dinamis saat ini.

Di mana sebagian ruas masih berada pada tahap awal operasi atau belum sepenuhnya mature.

“Kami meyakini bahwa seiring dengan berkembangnya wilayah yang terakses oleh jalan tol akan memberikan dampak dengan bertambahnya konektivitas, serta meningkatnya aktivitas ekonomi seiring dengan peningkatan trafik jalan tol,” ujarnya.

Pasalnya, pembangunan jalan tol tidak semata-mata ditujukan untuk melayani lalu lintas yang telah ada sebelumnya.

Melainkan juga untuk mendorong pertumbuhan ekonomi serta membuka konektivitas menuju kawasan-kawasan masih dalam tahap pengembangan, seperti kawasan industri, pariwisata, pelabuhan, maupun permukiman.

“Dengan perkembangan tersebut, diharapkan trafik jalan tol pada ruas-ruas yang relatif baru akan terus tumbuh, sehingga manfaatnya bagi masyarakat dan perekonomian nasional dapat semakin meningkat,” tuturnya.

Dorong Konektivitas Jaringan Jalan

Pemerintah bersama dengan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) akan melakukan upaya terbaik untuk terus mendorong konektivitas jaringan jalan dan berkoordinasi dengan pihak terkait atas kawasan-kawasan yang dihubungkan dengan jalan tol.

“Kami pun mengharapkan jaringan jalan tol yang telah ada saat ini dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk Pemerintah Daerah dalam melaksanakan pengembangan wilayah pada pusat aktivitas ekonomi maupun industri, sehingga berdampak pada terjadinya pertumbuhan ekonomi dan bisnis serta lapangan kerja dapat tumbuh merata dan berkelanjutan,” terangnya.

Selain itu, menanggapi kekhawatiran mengenai kondisi trafik yang belum optimal, BPJT akan tetap memaksimalkan pemenuhan pelayanan jalan tol, diikuti dengan penilaian kinerja BUJT melalui pemenuhan SPM.

“Pemerintah melalui BPJT senantiasa melakukan pengawasan secara berkelanjutan terhadap pelaksanaan SPM, serta tidak segan memberikan teguran maupun sanksi kepada Badan Usaha Jalan Tol yang tidak memenuhi ketentuan tersebut,” tutup BPJT.

Daftar 21 Jalan Tol yang Masih Sepi

Sebelumnya Menteri PU Dody Hanggodo mengungkap ada 21 jalan tol yang realisasi volume lalu lintasnya pada tahun 2024 masih di bawah 50 persen dari PPJT.

“Masih ada beberapa Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) yang realisasi volume lalu lintas atau trafiknya jauh lebih rendah daripada yang kami asumsikan dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT),” ujarnya saat Rapat Panja Pengawasan Standar Pelayanan Minimal (SPM) Jalan Tol dengan Komisi V DPR RI di Jakarta pada Rabu (24/9/2025).

Lanjut Dody, kondisi tersebut berdampak terhadap pendapatan tol BUJT yang tidak sebanding dengan biaya pemeliharaan untuk memenuhi SPM jalan tol.

“Akibatnya pendapatan tol tidak tercapai dan BUJT mengalami kesulitan membiayai pemeliharaannya sehingga pemenuhan SPM pun tidak bisa optimal,” tuturnya.

Padahal, SPM merupakan jaminan negara kepada rakyat bahwa 1 rupiah yang dibayarkan kepada BUJT saat melintasi jalan tol kembali dalam bentuk layanan yang aman, nyaman, dan adil.

Adapun daftar 21 jalan tol yang masih sepi pengguna meliputi:

1. Tol Manado-Bitung, dikelola PT Jasamarga Manado Bitung
2. Tol Krian-Legundi-Bunder Manyar, dikelola PT Waskita Bumi Wira
3. Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa, dikelola PT Jasamarga Bali Tol
4. Tol Cibitung-Cilincing, dikelola PT Cibitung Tanjung Priok Port
5. Tol Sigli-Banda Aceh, dikelola PT Hutama Karya (Persero)
6. Tol Lubuk Linggau-Curup-Bengkulu, dikelola PT Hutama Karya (Persero)
7. Tol Simpang Indralaya-Muara Enim, dikelola PT Hutama Karya (Persero)
8. Tol Palembang-Indralaya, dikelola PT Hutama Karya (Persero)
9. Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Pematang Siantar-Parapat, dikelola PT Hutama Marga Waskita 6
10. Tol Dalam Kota, dikelola PT Jakarta Toll Road Development
11. Tol Serang-Panimbang, dikelola PT Wijaya Karya Serang Panimbang
12. Tol Semarang-Demak, dikelola PT PP Semarang Demak
13. Tol Yogyakarta-Solo-NYIA Kulonprogo, dikelola PT Jasamarga Jogja Solo
14. Tol Kanci-Pejagan, dikelola PT Semesta Marga Raya
15. Tol Pejagan-Pemalang, dikelola PT Pejagan Pemalang Toll Road
16. Tol Pemalang-Batang, dikelola PT Pemalang Batang Toll Road
17. Tol Mojokerto-Kertosono, dikelola PT Marga Harjaya Infrastruktur
18. Tol Gempol-Pasuruan, dikelola PT Jasamarga Gempol Pasuruan
19. Tol SS Waru-Bandara Juanda, dikelola PT Citra Margatama Surabaya
20. Tol Serpong-Cinere, dikelola PT Cinere Serpong Jaya
21. Tol Kayu Agung-Palembang, dikelola PT Waskita Sriwijaya Tol.

(redaksi)

Pos terkait