Bitung, VivaSulut.com — Di balik tawa ceria dan semangat belajar anak-anak pesisir di permukiman Candi, Kelurahan Bitung Barat Satu, Kota Bitung, terdapat sosok-sosok luar biasa yang hadir setiap Sabtu pagi: para relawan pengajar.
Sebanyak 16 relawan dari berbagai latar belakang secara sukarela meluangkan waktu dan tenaga demi memastikan puluhan anak mendapatkan hak mereka untuk belajar dan berkembang.
Inisiatif ini merupakan bagian dari program pendidikan nonformal yang digagas oleh PT Pertamina Patra Niaga Regional Sulawesi melalui Integrated Terminal (IT) Bitung.
Namun, lebih dari sekadar program CSR, kegiatan ini menjadi ruang perjumpaan antara kepedulian sosial dan kerja kolaboratif masyarakat.
“Saya ikut karena ingin melihat anak-anak di sini punya kesempatan yang sama untuk bermimpi seperti anak-anak lain. Setiap minggu, saya pulang dengan hati penuh,” ujar salah satu relawan, Indah Lestari, seorang mahasiswa jurusan pendidikan yang aktif mengajar di program tersebut.
Materi yang diberikan tidak hanya berfokus pada kemampuan dasar seperti membaca, menulis, dan berhitung, tapi juga menyentuh penguatan karakter, kreativitas, hingga edukasi lingkungan.
Para relawan menjadi fasilitator tumbuh kembang anak-anak di luar ruang kelas formal—menjadi teman, pendengar, sekaligus inspirasi.
Muhammad Dody Iswanto, Integrated Terminal Manager Bitung, menegaskan pentingnya keterlibatan komunitas dalam keberhasilan program ini.
“Relawan adalah jantung kegiatan ini. Mereka membawa semangat perubahan yang nyata bagi anak-anak pesisir,” ucapnya.
Hasilnya mulai tampak. Anak-anak yang dulunya pemalu kini lebih percaya diri berbicara di depan teman-temannya. Beberapa bahkan mulai menunjukkan minat pada seni, menulis cerita pendek, atau bercita-cita menjadi guru.
Pertamina Patra Niaga melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) menargetkan dampak berkelanjutan dengan memperkuat potensi lokal, terutama sumber daya manusia.
Hal ini selaras dengan Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs), khususnya SDG 4 (Pendidikan Berkualitas) dan SDG 10 (Mengurangi Ketimpangan).
“Relawan bukan hanya memberi ilmu, tapi juga harapan. Mereka adalah penggerak yang menjadikan pendidikan lebih inklusif dan menyentuh mereka yang paling membutuhkan,” ujar Tengku Muhammad Rum, Area Manager Communication, Relations & CSR Regional Sulawesi.
Dengan dukungan perusahaan dan semangat para relawan, anak-anak pesisir Bitung kini tidak hanya memiliki ruang belajar, tetapi juga masa depan yang lebih terang.
(***/Finda Muhtar)