Jakarta, VivaSulut.com – Kebijakan kenaikan tarif impor yang dilakukan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dinilai akan memicu badai PHK di Indonesia.
Badai PHK bisa terjadi karena industri mengalami kelesuan usai permintaan barang dari negeri Paman Sam turun karena ada tarif impor yang besar mencapai 32% untuk barang asal Indonesia.
Dilansir dari detik.com, Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI) memprediksi badai PHK akan terjadi dengan kemungkinan 50 ribu pekerja jadi korban imbas kebijakan Trump.
Presiden KSPI Said Iqbal mengungkapkan usulan kalangan buruh ke pemerintah untuk mengatasi masalah ini.
Saran paling utama adalah membentuk Satuan Tugas Khusus PHK, yang terdiri dari Kementerian Ketenagakerjaan, kalangan buruh, dan DPR.
Usulan ini menurutnya sudah disampaikan langsung ke Wakil Ketua DPR Sufmi Dasco Ahmad dan kemungkinan akan ditindaklanjuti pemerintah.
Satgas PHK diharapkan dapat mengantisipasi situasi industri agar tidak melakukan PHK. Bila sialnya PHK tetap terjadi, setidaknya Satgas bisa meminimalisir gejolak yang terjadi. Misalnya saja kepastian hak-hak buruh yang terkena PHK bisa dijamin.
“Apa yang disarankan oleh Litbang KSPI dan Partai Buruh ke pemerintah? Satu, pembentukan Satgas PHK, jadi satgas ini antisipasi agar bisa nggak, jangan sampai terjadi PHK. Kalau buruh kena PHK pun, Satgas bisa jamin apakah hak-hak buruh dibayar,” papar Said Iqbal dalam konerensi pers, dikutip Minggu (6/4/2025).
“Satgas PHK ini harus bisa menahan gejolak apabila ada badai PHK, satgas harus antisipasi itu, mudah-mudahan ini bisa direalisir,” bebernya lagi.
Bukan cuma Satgas PHK, Said Iqbal juga menyarankan agar pemerintah Indonesia bisa segera melakukan renegosiasi dengan pemerintah AS untuk menurunkan tarif yang dipatok.
Dia mencontohkan pemerintah bisa saja mengimbau kepada pabrik-pabrik di tanah air untuk membeli bahan baku dari Amerika Serikat.
Misalnya saja, kapas bagi pabrik tekstil yang biasanya didapatkan dari China atau Brasil bisa saja diubah dengan membelinya dari Amerika Serikat.
Dengan begitu, keseimbangan neraca dagang dengan AS bisa lebih seimbang, siapa tahu tarif bisa juga diturunkan.
“Setahu saya berdasarkan informasi kami, tekstil, garmen, sepatu, itu dia gunakan kapas dari China dan Brasil, bisa saja dipindahkan ke Amerika bahan bakunya. Jadi kan bisa balance neracanya, siapa tahu tarif bisa diturunkan. Itu contoh saja,” beber Said Iqbal.
Said Iqbal juga menyarankan agar pemerintah mengebut proses deregulasi agar lebih banyak relokasi pabrik ke Indonesia.
Menurutnya, masih banyak sekali pabrik sepatu dari Vietnam yang mau berpindah ke Indonesia. Justru perusahaan asal China, Taiwan, dan lain-lain sedang mencari negara yang lebih rendah tarifnya untuk ekspor ke Amerika Serikat daripada Vietnam, termasuk Indonesia.
“Kalau bisa kasih deregulasi agar mereka bisa meningkatkan segera produksinya di Indonesia. Bikin mereka mereka ini mudah buat pindah ke sini,” pungkas Said Iqbal.
(redaksi)