Bitung, VivaSulut.com – Salah satu tokoh pemuda Kota Bitung, Novianto Topit memberikan gambaran soal Pilkada Kota Bitung 2024.
Gembaran itu disampaikan Novianto setelah dia bakal pasangan calon resmi mendaftar ke KPU Kota Bitung beberapa waktu lalu.
Kedua bakal pasangan calon itu adalah Hengky Honandar-Randito Maringka dan Geraldi Mantiri-Erwin Wurangian.
Berkaca dari kedua bakal pasangan calon itu, kata Novianto, sejak awal dominasi kehadiran para pemilik modal di kubu Hengky-Randito terlihat sangat dominan. Masyarakat seakan terhipnotis dengan berbagai bantuan berupa finansial yang diberikan oleh keduanya.
Mereka kata dia, jor-joran memperlihatkan kepada masyarakat bahwa pasangan calon yang diusung Partai Gerindra, NasDem, Demokrat, Perindo dan PAN itu bisa melakukan apa saja dengan finansial yang dimiliki.
“Itu yang tertanam dibenak masyarakat Kota Bitung terhadap bakal pasangan calon ini. Jika kamu mau uang, silakan merapat ke kubu Hengky-Randito. Tetapi jika inginkan sosok pemimpin yang visioner dan punya kemampuan serta kapabilitas, itu ada pada sosok Geraldi-Erwin,” kata Novianto, Minggu (1/9/2024).
Novianto menegaskan, jika pertarungan finansial dan kapasitas ini akan menjadi bukti sejauh mana masyarakat Kota Bitung cerdas memilih pemimpin dalam menyongsong Indonesia Emas 2045.
“Tapi saya hanya ingin sampaikan, bahwa Indonesia Emas 2045 butuh figur yang punya kemampuan di atas rata-rata, bukan yang mengandalkan citra seakan mereka merakyat dan punya jiwa sosil yang tinggi, padahal faktanya tidak demikian,” katanya.
“Kita justru membutuhkan sosok yang mampu membawa Kota Bitung untuk siap menghadapi berbagai gejolak ekonomi di masa depan dengan menghidupkan ekonomi masyarakat dan menjadikan mereka lebih kuat dan mandiri,” sambungnya.
Masyarakat lanjutnya, tidak boleh terus terusan dibodohi dengan gaya kepemimpinan model feodal seperti yang dipertontonkan Hengky-Randito.
“Mereka pikir dengan memberi kesan seperti itu kepada masyarakat saat Pilkada adalah contoh baik, itu justru sebaliknya. Karena setelah dipilih jadi pemimpin, semua yang mereka lakukan akan sirna dengan sendirinya. Karena itu hanya dilakukan karena kepentingan politik pragmatis sesaat,” katanya.
(redaksi)