๐๐ก๐๐: ๐๐๐๐ข๐๐ฉ ๐ฟ๐๐ข๐*
Bagi masyarakat Kota Bitung, Maurits Mantiri adalah sosok yang memiliki nilai popularitas yang tinggi. Maurits Mantiri mendapat mandat mayoritas masyarakat Kota Bitung sebagai Walikota, dan bersama dengan Hengky Honandar sebagai Wakil Walikota memimpin jalannya roda pemerintahan.
Dalam kepemimpinannya Maurits Mantiri banyak memberikan ungkapan kata yang mengandung makna filosofis yang tinggi, seperti; bukan saya tapi kami, buat mereka tersenyum, kerja malendong, kerja dengan cinta jauhi kebencian, dan lain sebagainya.
Ungkapan – ungkapan ๐ฒ๐ถ๐ฐ๐ต๐ข๐ฃ๐ญ๐ฆ yang diucapkan Maurits Mantiri sangat digemari dan dipahami sebagai hal yang memiliki nilai positif oleh masyarakat Kota Bitung.
Berangkat dari catatan di atas, penulis dalam tulisan ini akan mencoba memberikan interpretasi tentang dasar ideologi yang dimiliki Maurits Mantiri dalam beberapa kebijakan yang penulis perhatikan.
๐๐๐บ๐ฎ๐ป๐ถ๐๐บ๐ฒ
Humanisme dapat dipahami sebagai suatu pemikiran yang menghidupkan rasa perikemanusiaan dan mencita-citakan pergaulan hidup yang lebih baik.
Seorang humanis adalah seorang yang peduli pada kebaikan untuk kemanusiaan. Seorang humanis memiliki keinginan, semua orang mendapatkan makanan, tempat tinggal, dan martabat yang cukup.
๐ฆ๐ฎ๐ป๐ด ๐๐๐บ๐ฎ๐ป๐ถ๐ ๐ฑ๐ฎ๐ฟ๐ถ ๐๐ผ๐๐ฎ ๐๐ถ๐๐๐ป๐ด
Jika kita memperhatikan beberapa kebijakan Pemerintah Kota Bitung, seperti pengadaan taman lansia, respon cepat terhadap bencana, sampai dengan menyediakan sarana pengungsian untuk korban bencana dari kota/kabupaten lain, semuanya adalah dasar kebijakan yang mengandung unsur humanisasi (memanusiakan manusia).
Sebagai putra kelahiran Kota Bitung yang berdarah Minahasa, tentu Maurits Mantiri sangat memahami filosofi hidup masyarakat Sulawesi Utara. Sitou timou tumou tou (manusia hidup untuk memanusiakan manusia lain).
Bahkan Maurits Mantiri dalam jejak kehidupannya terbukti memiliki nilai kemanusiaan yang tinggi, pergaulannya yang luas, sampai menyentuh kalangan bawah adalah realitas hidup yang bukan sekedar agenda politik belaka.
Dari pengalaman Maurits Mantiri yang memulai kehidupannya dari kalangan masyarakat bawah, menjadikan Maurits Mantiri memiliki kepekaan yang tinggi tentang penderitaan masyarakat kalangan bawah.
Dari fakta yang dapat penulis uraikan di atas, bukan sesuatu yang berlebihan jika penulis menarik kesimpulan bahwa Maurits Mantiri layak mendapatkan predikat, sang humanis dari kota Bitung. Kesimpulan ini berdasar pada realitas hidup yang di lewati, dan implementasi kebijakan yang telah dilaksanakan Maurits Mantiri.
*๐๐ข๐ฌ๐ช๐ญ ๐๐ฆ๐ฌ๐ณ๐ฆ๐ต๐ข๐ณ๐ช๐ด ๐๐ช๐ฅ๐ข๐ฏ๐จ ๐๐ถ๐ฌ๐ถ๐ฎ, ๐๐๐, ๐ฅ๐ข๐ฏ ๐๐ฅ๐ท๐ฐ๐ฌ๐ข๐ด๐ช ๐๐ ๐๐ฆ๐ฎ๐ถ๐ฅ๐ข ๐๐ถ๐ฉ๐ข๐ฎ๐ฎ๐ข๐ฅ๐ช๐บ๐ข๐ฉ ๐๐ฐ๐ต๐ข ๐๐ช๐ต๐ถ๐ฏ๐จ
(***)