Manado, VivaSulut.com — Pemerintah menargetkan penambahan kapasitas pembangkit sebesar 69,5 gigawatt dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2025–2034. Dari jumlah tersebut, sekitar 76 persen berasal dari energi baru terbarukan (EBT) dan sistem penyimpanan energi sebagai bagian dari upaya membangun sistem energi yang rendah emisi.
Direktur Manajemen Pembangkitan PLN, Rizal Calvary Marimbo, menyampaikan bahwa peta jalan RUPTL memberikan sinyal kuat kepada investor bahwa Indonesia tengah membangun fondasi energi yang modern dan berkelanjutan.
“Roadmap dalam RUPTL menjadi sinyal kuat bagi investor bahwa Indonesia menyiapkan fondasi energi yang solid, modern, dan rendah emisi,” ujar Rizal.
Pemerintah juga menargetkan pembangunan jaringan transmisi sepanjang 47.758 kilometer sirkuit (kms) dan gardu induk dengan kapasitas total 107.950 megavolt ampere (MVA). Penguatan infrastruktur ini dinilai menjadi kunci agar tambahan kapasitas pembangkit dapat tersalurkan secara efektif.
“Dengan perluasan jaringan transmisi yang lebih kuat dan modern, setiap tambahan kapasitas pembangkit akan tersalurkan lebih optimal,” jelas Rizal.
Implementasi RUPTL 2025–2034 diproyeksikan menciptakan lebih dari 1,7 juta lapangan kerja baru. Rizal menekankan bahwa seluruh pemangku kepentingan harus bersinergi agar Indonesia dapat melangkah menuju sistem energi yang lebih bersih, tangguh, dan berkelanjutan.(*)





