PLN dan Uni Eropa Sinergi Kembangkan Infrastruktur Listrik Hijau untuk Dukung Target Net Zero 2060

Manado, VivaSulut.com — PT PLN (Persero) terus memperkuat langkah menuju transisi energi bersih melalui kolaborasi strategis dengan berbagai mitra internasional. Salah satu upaya terbaru dilakukan melalui kerja sama dengan Uni Eropa, KfW Development Bank, serta PT Sarana Multi Infrastruktur (Persero) atau SMI untuk pengembangan proyek pembangkit energi baru dan terbarukan (EBT) berbasis pumped storage hydropower di Sumatera Utara dan Jawa Timur.
Sebagai bagian dari kolaborasi tersebut, Uni Eropa dan KfW memberikan bantuan teknis berupa penyusunan dokumen feasibility study proyek Indonesia Sumatra Pumped Storage di Simalungun, Sumatra Utara, dan Indonesia Grindulu Pumped Storage di Pacitan, Jawa Timur. Total dukungan pendanaan tahap persiapan proyek mencapai sekitar EUR 6 juta. Selain itu, PLN, PT SMI, dan KfW juga telah menandatangani Head of Agreement terkait dukungan teknis bagi pengembangan kedua proyek tersebut.
Direktur Keuangan PLN Sinthya Roesly menyampaikan bahwa proyek EBT menjadi langkah strategis PLN dalam mempercepat agenda transisi energi nasional.
“Transisi energi membutuhkan dukungan semua pihak dan memerlukan skema pembiayaan yang inovatif dan berkelanjutan. Melalui kerja sama dengan berbagai mitra seperti Uni Eropa, KfW, dan PT SMI, PLN dapat mengakses berbagai potensi technical assistance yang memungkinkan PLN untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi dalam pengelolaan portofolio investasi menuju ekonomi rendah karbon,” ujar Sinthya.
Executive Vice President Keuangan Korporat PLN Maya Rani Puspita turut mengapresiasi dukungan pembiayaan dan bantuan teknis dari para mitra internasional ini.
“Kerja sama ini menjadi langkah penting dalam mempercepat pencapaian target Net Zero Emissions pada tahun 2060 atau lebih cepat. Proyek pumped storage akan memperkuat fleksibilitas sistem kelistrikan nasional sekaligus mendukung integrasi energi terbarukan dalam skala besar,” ujarnya.
Proyek Sumatra Pumped Storage direncanakan memanfaatkan Danau Toba sebagai waduk bawah, sementara waduk atas akan dibangun menggunakan sistem bendungan cincin (ring dam). Nilai investasi proyek ini mencapai sekitar USD 582 juta. Sementara itu, proyek Grindulu Pumped Storage memiliki empat unit dengan kapasitas total 1.000 MW dan investasi yang diperkirakan mencapai USD 1,08–1,3 miliar. Keduanya menjadi bagian dari paket pembiayaan Team Europe senilai EUR 3,4 miliar untuk mendukung agenda transisi energi Indonesia.(*)

Pos terkait