Sangihe,VivaSulut.com — Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe terus menunjukkan komitmen kuat dalam menekan angka stunting. Melalui Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (PPKB), Pemkab menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Percepatan Pencegahan dan Penurunan Stunting (TP3S) di Pendopo Rumah Jabatan Bupati, Rabu (5/11/2025).
Rakor dibuka oleh Sekretaris Daerah Melanchton Harry Wolff, didampingi Kepala Bapelitbang Ronald Izaakdan Kadis PPKB Jopy Thungari. Turut hadir pula Kadis Kesehatan Handry Pasandaran, Kadis Dukcapil Davidson Henry Djarang, serta Kepala BPJS Sangihe Widi selaku narasumber penanggap.
Dalam arahannya, Sekda menekankan pentingnya kerja sama lintas sektor, mulai dari camat, puskesmas, lurah hingga kepala kampung, agar sinergi dalam penanganan stunting semakin kuat. Ia menyoroti bahwa angka stunting di Sangihe masih berfluktuasi dan belum menembus target nasional maupun provinsi.
“Yang lemah di kita, angka stunting selalu naik turun. Karena itu, saya berharap seluruh unsur TP3S memperkuat sinergitas dan kerja sama di lapangan,” tegas Melanchton.
Rakor diawali dengan laporan kegiatan oleh Kabid Ketahanan dan Kesejahteraan Keluarga Dinas PPKB, Meity Susana Lahama, dilanjutkan dengan pemaparan data kasus dan strategi penanganan oleh Kadis PPKB Jopy Thungari.
Dalam presentasinya, Jopy yang juga mantan Kadis Kesehatan menegaskan bahwa pencegahan harus berjalan seiring dengan penanganan agar tidak muncul kasus baru.
“Kita jangan hanya fokus menangani, tapi juga harus mencegah agar tidak ada kasus baru yang muncul,” ujarnya.
Rakor kemudian dilanjutkan dengan penyampaian data dan testimoni dari para camat, kepala puskesmas, serta beberapa kapitalaung (kepala kampung). Salah satu yang menarik perhatian adalah paparan dari Kepala Puskesmas Tahuna, dr. Marsye Verawati Ohy, yang membagikan pengalaman dan tantangan dalam menangani kasus stunting di wilayahnya.
Menanggapi laporan dari para camat, Kadis Kesehatan Handry Pasandaran turut mengingatkan agar setiap intervensi yang dilakukan benar-benar tepat sasaran. Ia menekankan bahwa penurunan angka stunting harus berdasarkan hasil nyata di lapangan, bukan semata karena faktor usia anak.
“Penurunan bayi stunting harus hasil intervensi tim, bukan karena bayi sudah lewat umur. Dan yang lebih penting, pastikan makanan tambahan benar-benar dikonsumsi bayi stunting, bukan orang tua atau anak lain,” tegas Handry.
Melalui rakor ini, Pemkab Sangihe berharap sinergi lintas sektor dalam penanganan stunting dapat semakin solid, sehingga upaya bersama menurunkan angka stunting di daerah kepulauan ini benar-benar memberikan hasil nyata bagi generasi masa depan. (Nie)





