Manado, VivaSulut.com — Forum HAPUA Working Group 5 menegaskan perlunya pergeseran pola pikir dan penguatan people experience sebagai elemen vital dalam keberhasilan transformasi energi di Asia Tenggara. Pesan tersebut mengemuka dalam pertemuan ke-13 HAPUA Working Group 5 yang digelar di Yogyakarta, Senin (3/11) 2025.
Co-Chairman HAPUA Working Group 5, Hjh Izwaliani Hj Zulkarnain, menyatakan bahwa negara-negara ASEAN kini memasuki fase transisi energi yang tidak lagi hanya mengandalkan inovasi teknologi, tetapi juga memerlukan kesiapan SDM untuk beradaptasi dan berkembang.
“Transformasi AI membantu kita bergerak lebih cepat, tetapi perubahan sejati dimulai dari manusia. Ketika SDM merasa terhubung secara emosional dengan tujuan organisasi, mereka menjadi penggerak utama transformasi,” terangnya.
Ia menekankan bahwa pengembangan SDM di sektor energi kini harus menyentuh aspek yang lebih luas, termasuk bagaimana organisasi membangun lingkungan kerja yang mendukung kolaborasi, kreativitas, dan rasa kepemilikan.
Pertemuan HAPUA Working Group 5 juga menjadi ruang berbagi pengalaman antarnegara mengenai strategi pengembangan talenta di tengah digitalisasi. Negara-negara ASEAN sepakat memperkuat kerja sama untuk membangun kompetensi tenaga kerja yang selaras dengan kebutuhan transisi energi kawasan.
Direktur Legal dan Manajemen Human Capital PLN, Yusuf Didi Setiarto, yang mewakili Indonesia, menegaskan bahwa PLN telah menerapkan strategi pengembangan SDM berbasis inovasi dan keberlanjutan. PLN mengarahkan program pelatihan, standar kompetensi, hingga hubungan industrial ke arah yang mendukung kesiapan SDM menghadapi perubahan industri energi.
“SDM yang adaptif dan inovatif adalah fondasi dari upaya mencapai transformasi energi yang kuat dan berkelanjutan,” ujarnya.
Melalui forum seperti HAPUA Working Group 5, PLN dan perusahaan utilitas se-ASEAN bertekad memperkuat kapasitas SDM dan membangun tenaga kerja yang mampu mengakselerasi transisi energi di kawasan.(*)





