Manado, VivaSulut.com —PT PLN (Persero) sukses menggelar ajang PLN Electric Run 2025 di kawasan Bumi Serpong Damai (BSD), Tangerang, Minggu (2/11) 2025. Lebih dari 7.500 peserta ambil bagian dalam kegiatan yang menorehkan sejarah sebagai event lari pertama di Indonesia yang mencapai status net zero emissions. Total emisi yang berhasil ditekan mencapai 21,8 ton CO2 melalui efisiensi energi, penggunaan listrik hijau, dan kompensasi karbon.
Mengusung tema “Recharge as One”, ajang ini menjadi simbol kolaborasi antara semangat hidup sehat dan kepedulian terhadap lingkungan. Peserta terdiri dari masyarakat umum, pelajar, komunitas pelari, pegawai PLN, hingga atlet nasional. Tiga kategori dipertandingkan, yakni 5K, 10K, dan Half Marathon (HM).
Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut bukan sekadar ajang olahraga tahunan, tetapi representasi visi perusahaan dalam mendorong transisi energi bersih. “PLN Electric Run 2025 bukan sekadar olahraga, tetapi simbol semangat pembaharuan energi bangsa. Melalui tema Recharge as One, PLN mengajak masyarakat untuk bersama-sama mengisi ulang semangat, memperkuat kebersamaan, dan memperbarui energi menuju masa depan yang lebih hijau,” ujar Darmawan saat melakukan flag off.
Seluruh kebutuhan energi selama acara dipenuhi listrik hijau melalui genset berbasis green hydrogen dan PLTS Mobile dari PLN Nusantara Power serta PLN Indonesia Power. Sumber energi ini memastikan penyelenggaraan acara berlangsung tanpa menghasilkan emisi karbon.
Untuk menetralkan emisi dari konsumsi energi maupun aktivitas peserta, PLN Group melalui PLN Energy Management Indonesia (EMI) juga melakukan carbon offset. Upaya tersebut menjadikan PLN Electric Run sebagai event lari pertama di Indonesia yang benar-benar bebas emisi gas rumah kaca. “Dalam penyelenggaraan PLN Electric Run 2025 ini tidak ada emisi gas rumah kaca, secara end to end termasuk gensetnya menggunakan hidrogen. Artinya, kita betul-betul menekan emisi gas rumah kaca,” tegasnya.
Darmawan menambahkan, kompensasi emisi dari kegiatan ini juga dikonversi ke dalam nilai rupiah dan diwujudkan dalam bantuan alat penggiling padi bertenaga listrik untuk kelompok tani di berbagai daerah melalui Perpadi. “Dengan begitu, energi bersih tidak hanya menjaga lingkungan, tetapi juga menggerakkan ekonomi rakyat,” ucapnya.
Jumlah peserta tahun ini meningkat signifikan dibandingkan gelaran sebelumnya yang hanya diikuti 5.000 peserta pada 2023 dan 6.000 peserta pada 2024. Selain itu, capaian pengurangan emisi juga meningkat dari 14,3 ton CO2 pada tahun lalu menjadi 21,8 ton CO2. “Antusiasme yang terus meningkat setiap tahun menunjukkan bahwa masyarakat kini semakin sadar pentingnya energi bersih dan gaya hidup ramah lingkungan,” pungkas Darmawan.(*)





