PLN Sulap Limbah Jagung Jadi Listrik, Petani di Tuban Dapat Tambahan Penghasilan

Manado, VivaSulut.com – Upaya PT PLN Nusantara Power (NP), Subholding dari PT PLN (Persero), dalam memanfaatkan limbah pertanian menjadi energi bersih mulai dirasakan langsung oleh petani jagung di Kabupaten Tuban, Jawa Timur. Bonggol dan jerami jagung yang sebelumnya dianggap tak bernilai kini dibeli dan diolah menjadi biomassa untuk kebutuhan co-firing PLTU Tanjung Awar-Awar.
Muzamil, petani dari Kelompok Tani (Poktan) Sido Makmur, Desa Beji, menuturkan bahwa program ini memberi manfaat ekonomi baru bagi petani.
“Saat ini limbah jagung dibeli PLTU jadi menghasilkan tambahan rupiah. Semua kelompok Sido Makmur berterima kasih kepada Bapak Ibu dari PLTU Tanjung Awar-awar yang telah mengusahakan program ini,” kata Muzamil, Sabtu (20/9) 2025.
Petani lain, Roni dari Poktan Sido Makmur, menyampaikan bahwa program tersebut tidak hanya menambah pendapatan, tetapi juga mendukung pertanian yang lebih efisien melalui bantuan infrastruktur.
“Alhamdulillah selama ini bonggol jagung yang nggak ada nilainya dan hanya dibakar bisa dimanfaatkan oleh PLTU dan dibeli. Kami merasa sangat terbantu dengan hal itu. Kami juga dapat bantuan sumur sibel, yang dulunya harus sewa atau mengambil air dari jauh, sekarang jadi lebih hemat dan efisien untuk mengairi sawah,” ungkapnya.
Program pemanfaatan limbah pertanian ini merupakan bagian dari CSR Unit Pembangkitan Tanjung Awar-Awar melalui inisiatif Pengembangan Agrikultur Terpadu Desa Sinergi Energi (Si Pandu & Desi). Kabupaten Tuban, sebagai sentra jagung nasional dengan produksi lebih dari 760 ribu ton per tahun, menghasilkan limbah pertanian yang besar sehingga berpotensi menjadi sumber energi alternatif.
Ketua Koperasi Energi Cakrawala Nusantara (ECN), Bang Am, menjelaskan bahwa keberadaan mesin hammer mill berkapasitas 8 ton per hari—yang diberikan melalui program CSR PLN NP—menjadi kunci pengolahan limbah jagung menjadi biomassa.
“Petani tak perlu pusing lagi untuk bakar sisa selepan jagung, tinggal jual saja ke kami malah dapat uang. Dengan mesin ini, kami mampu memproduksi biomassa minimal 8 ton per hari dan siap menyerap limbah pertanian jagung sebanyak-banyaknya,” ujarnya.
(***/Finda Muhtar)

Pos terkait