Berkat Lobi Bupati Michael Thungari, Sangihe Terpilih Jadi Lokasi Program KAT Kemensos

Sangihe,VivaSulut.com—Kabupaten Kepulauan Sangihe kembali mencatat capaian positif. Berkat lobi langsung Bupati Michael Thungari pada Mei 2025 lalu ke Direktorat Jenderal Rehabilitasi Sosial Kementerian Sosial RI, Sangihe kini dipastikan menjadi satu-satunya daerah di Sulawesi Utara yang mendapat perhatian khusus dari Direktorat Komunitas Adat Terpencil (KAT).

Kadis Sosial Sangihe Dokta Pangandaheng, mengungkapkan bahwa dalam waktu dekat pihak Kemensos RI akan melakukan kunjungan kerja ke dua lokasi di Sangihe. “Kunjungan pertama akan dilakukan di Dusun Belae Kampung Malamenggu Kecamatan Tabukan Selatan, untuk verifikasi dan validasi lapangan penyaluran bantuan permakanan,” jelas Pangandaheng.

Bacaan Lainnya

Bantuan yang akan disalurkan antara lain beras 140 kilogram per kepala keluarga (KK), ditambah lauk berupa telur, daging ayam, minyak goreng, susu, hingga perlengkapan rumah tangga seperti kursi, meja makan, serta peralatan dapur. Sebanyak 41 KK di lokasi tersebut tercatat sebagai penerima manfaat.

Lebih dari itu, hasil kunjungan nanti juga akan menjadi penentu bagi Malamenggu untuk mendapatkan bantuan pembangunan rumah.

“Ada 41 rumah yang diusulkan, masing-masing senilai Rp50 juta. Dana akan langsung ditransfer dari Kementerian ke rekening penerima. Masyarakat membangun rumah mereka sendiri tanpa upah kerja, sementara pemerintah menyiapkan bantuan permakanan agar keluarga bisa fokus menyelesaikan pembangunan,” terang Pangandaheng.

Menurut penyampaian Direktur KAT, Sangihe menjadi satu-satunya daerah dari 15 kabupaten/kota yang berhasil masuk dalam program ini. Hal tersebut merupakan buah dari komunikasi intensif Bupati Michael Thungari dengan jajaran Kemensos.

Usai dari Malamenggu, tim Kemensos dijadwalkan melanjutkan kunjungan ke Kampung Palahanaeng. Palahanaeng sendiri telah lolos sebagai calon penerima bantuan KAT tahun 2026 dengan total 43 rumah. Program ini juga mencakup dua kampung lainnya, yakni Hangke dan Binebas. Palahanaeng dipilih lebih dahulu karena sudah melewati tahap penelitian awal studi kelayakan (PASK) oleh Kemensos bersama akademisi.

“Ini merupakan kabar baik bagi masyarakat Sangihe, terlebih di tengah keterbatasan anggaran daerah. Perjuangan Bupati dalam menjalin komunikasi dengan pemerintah pusat akhirnya membuahkan hasil nyata bagi masyarakat,” pungkas Pangandaheng. (Nie)

Pos terkait