Sangihe,VivaSulut.com— Pemerintah Kabupaten Kepulauan Sangihe menggelar Doa Bersama Lintas Agama di Ruang Serba Guna Rumah Jabatan Bupati, Senin (1/9/2025). Kegiatan bertema “Untuk Indonesia yang Aman, Damai, Bahagia, dan Sejahtera” ini berlangsung penuh khidmat dan menjadi momentum penting mempererat persaudaraan lintas iman.
Doa bersama ini dihadiri langsung Bupati Kepulauan Sangihe Michael Thungari, didampingi Wakil Bupati Tendris Bulahari, Sekretaris Daerah Melancthon Wolff, Wakil Ketua DPRD Marvein Hontong, jajaran Forkopimda, tokoh agama, pimpinan OPD, mahasiswa, perwakilan masyarakat, staf khusus bupati, hingga insan pers.
Dalam sambutannya, Bupati Thungari menegaskan bahwa persatuan adalah kunci menghadapi tantangan bangsa, meski masyarakat memiliki perbedaan iman dan keyakinan.
“Kebersamaan adalah modal terbesar kita. Jangan sampai perpecahan merusak bangsa ini,” tegasnya.
Bupati juga menyampaikan duka cita atas tragedi yang menelan korban jiwa akibat aksi demonstrasi dan anarkisme di sejumlah daerah di Indonesia. Menurutnya, setiap nyawa yang hilang adalah kehilangan besar bagi bangsa.
Lebih jauh, Thungari menyinggung berbagai peristiwa sejarah, mulai dari bubarnya Yugoslavia, genosida Rwanda, runtuhnya Kekaisaran Romawi, hingga kisah Menara Babel dalam Kitab Kejadian. Dari peristiwa itu, ia mengingatkan pentingnya komunikasi, toleransi, dan persaudaraan agar bangsa tetap kokoh.
Dalam kesempatan tersebut, Bupati menyampaikan empat pesan penting untuk dijaga bersama, yaitu:
1. Menjaga persatuan dan toleransi meski berbeda agama, budaya, maupun pandangan politik.
2. Bijak menggunakan media sosial serta tidak mudah terprovokasi berita hoaks.
3. Menguatkan peran tokoh agama dan adat dalam menjaga harmoni masyarakat.
4. Memperkuat sinergi pemerintah, TNI, dan Polri demi terciptanya keamanan dan ketertiban.
Bupati menegaskan pemerintah daerah selalu terbuka terhadap aspirasi masyarakat, namun menolak segala bentuk anarkisme yang justru merugikan.
“Demonstrasi tidak pernah memberi keuntungan, malah mengganggu ekonomi dan membuat situasi tidak kondusif,” ujarnya.
Ia juga mengingatkan pentingnya menjaga kearifan lokal Sangihe yang sarat nilai persaudaraan, seperti somahe kai kehage, torang samua bersaudara, dan metatengkang. Menurutnya, nilai luhur ini adalah warisan leluhur yang harus dirawat demi terciptanya kedamaian dan kerukunan.
Menutup sambutannya, Bupati mengajak seluruh masyarakat Sangihe untuk terus berdoa dan bekerja bersama demi Indonesia yang damai, bahagia, dan sejahtera. (Nie)