Sangihe, VivaSulut.com — Dalam momentum peringatan HUT ke-4 Komunitas Pelestari Seni Budaya Sangihe (KPSBS), Bupati Kepulauan Sangihe, Michael Thungari, secara resmi mengukuhkan jajaran pengurus KPSBS sekaligus membuka pagelaran seni budaya yang digelar di Aula Kecamatan Manganitu, Selasa (29/7/2025).
Kegiatan ini dihadiri oleh berbagai unsur masyarakat, termasuk Ketua dan jajaran KPSBS, Camat Manganitu dan perangkatnya, tokoh adat, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, hingga para seniman dan budayawan dari berbagai wilayah di Sangihe.
Dalam sambutannya, Bupati Thungari menyampaikan apresiasi mendalam kepada KPSBS atas komitmen dalam melestarikan budaya lokal. Ia menegaskan bahwa budaya adalah jati diri bersama yang harus tetap dijaga, meskipun terus beradaptasi dengan perkembangan zaman.
“Setiap kecamatan di Sangihe memiliki karakter budaya yang unik—baik dari logat, dialek, maupun ekspresi seninya. Karena itu, pengembangan budaya idealnya dilakukan berbasis zonasi kecamatan, agar setiap wilayah menjadi pintu masuk untuk mengenalkan potensi budaya kampung-kampung di dalamnya,” ujar Thungari.
Ia juga menyoroti pentingnya sektor budaya sebagai pilar utama dalam pengembangan pariwisata daerah. Dengan konsep zonasi kecamatan wisata, potensi budaya seperti seni, sejarah, musik, kuliner, dan gaya hidup lokal bisa diangkat secara merata dan berkelanjutan.
Menurutnya, kolaborasi antara pelestarian budaya dan penguatan ekonomi kreatif merupakan peluang strategis yang harus dimanfaatkan, terutama oleh generasi muda. Produk-produk budaya yang dikemas secara kreatif dapat memiliki nilai ekonomi tinggi sekaligus menjaga kearifan lokal.
Lebih lanjut, Thungari mengaitkan penguatan sektor budaya dengan visi pembangunan daerah “Sapta Membara”, khususnya Misi ke-6 yang menekankan pelestarian lingkungan, serta Misi ke-7 tentang penguatan generasi muda menuju Indonesia Emas 2045.
Ia menilai Kecamatan Manganitu memiliki peran penting dalam konteks tersebut. Hutan lindung Sahendarumang, selain vital secara ekologis sebagai sumber air bersih, juga memiliki nilai historis sebagai bagian dari peradaban awal masyarakat Sangihe.
“Sahendarumang adalah benteng terakhir hutan tropis kita. Jika dikelola dengan bijak, kawasan ini bisa menjadi destinasi wisata alam yang unggulan, sekaligus menjaga ekosistem dan warisan budaya,” kata Thungari.
Ia juga menyinggung kehadiran Politeknik Negeri Nusa Utara (Polnustar) di Manganitu sebagai modal besar untuk mendorong kreativitas generasi muda dalam pengembangan budaya. Selain itu, situs-situs sejarah seperti rumah raja dan rumah zending dinilai memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai lokasi wisata sejarah dan edukasi.
Di akhir sambutannya, Bupati berharap KPSBS terus menjadi motor pelestarian budaya lokal sekaligus aktor penggerak wajah baru budaya Sangihe yang modern, terbuka, namun tetap berakar pada jati diri.
Rangkaian acara diakhiri dengan pengukuhan resmi pengurus KPSBS dan pembukaan pagelaran seni budaya yang menghadirkan berbagai pertunjukan dari komunitas seni lokal dalam rangka HUT ke-4 KPSBS. (Nie)