Dugaan Kasus Bullying oleh Siswa WNA di SMA Citra Kasih Manado, Dinas Pendidikan Diminta Bertindak

Kasus bullying terjadi di SMA Citra Kasih Manado melibatkan WNA asal Tiongkok.

Manado, VivaSulut.com — Seorang siswi kelas XII di SMA Citra Kasih Manado dilaporkan menjadi korban dugaan bullying yang dilakukan oleh siswa Warga Negara Asing (WNA) asal Tiongkok yang juga bersekolah di institusi tersebut.

Peristiwa yang diduga berlangsung selama lebih dari satu bulan ini membuat korban mengalami tekanan psikologis hingga orangtua korban tidak mengizinkan korban untuk kembali ke sekolah karena merasa terancam.

Pihak keluarga korban telah mengadukan masalah ini kepada Dinas Pendidikan Daerah Provinsi Sulawesi Utara, memohon agar kasus ini segera ditangani secara serius.

Pasalnya, keluarga korban mengaku sudah berupaya berkomunikasi dengan pihak sekolah, namun belum mendapatkan solusi yang dianggap memadai, terlebih sikap pihak sekolah yang dinilai seolah melindungi pelaku bully.

Mereka berharap ada mediasi dan jaminan perlindungan agar korban dapat kembali mengikuti proses belajar dengan aman dan nyaman.

“Kami datang ke Dinas Pendidikan ini agar dapat memediasi masalah ini supaya bisa secepatnya diselesaikan, agar anak kami bisa sekolah lagi,” ujar pihak keluarga saat mendatangi kantor Dinas Pendidikan Daerah Provinsi Sulut, Senin pagi (21/07/2025), didampingi anak dan pengacaranya.

Mereka juga menyerahkan sejumlah bukti dugaan tindakan bullying yang dilakukan melalui media sosial oleh rekan-rekan satu sekolah.

“Harapan besar disampaikan agar Dinas Pendidikan Daerah memanggil seluruh pihak terkait demi penyelesaian masalah ini,” ujar pihak keluarga korban.

Menanggapi laporan tersebut, Sekretaris Dinas Pendidikan Daerah Provinsi Sulut, Jefri Edwin Runtuwene, menyatakan bahwa pihaknya akan segera menindaklanjuti laporan tersebut dengan langkah mediasi.

“Kami senang ada orang tua yang datang langsung mengadu di sini supaya kami, pihak Dinas, bisa memediasi agar masalah ini bisa selesai,” jelas Runtuwene dari ruang kerjanya.

Ia menegaskan bahwa mediasi merupakan langkah penting agar semua pihak bisa saling memahami dan menyelesaikan masalah secara damai.

“Kami sebagai Dinas Pendidikan Daerah Sulut memiliki kewenangan sebagai pembina di semua sekolah SMA dan SMK, baik negeri maupun swasta. Mediasi sangatlah diperlukan supaya semua pihak bisa saling bermaafan dan kejadian seperti ini tidak terulang lagi,” tambahnya.

Hingga berita ini diturunkan, pihak sekolah belum memberikan pernyataan resmi terkait laporan tersebut.

Upaya konfirmasi telah dilakukan kepada Kepala Sekolah Maggie Montung, baik melalui telepon, dan pesan WhatsApp tidak direspon. Demikian juga ketika ditemui di sekolah, petugas keamanan menyebutkan bahwa kepala sekolah belum bisa ditemui.

Sementara itu, terpantau dari sejumlah unggahan pelaku di media sosial, pelaku menggunakan kata-kata kasar hingga ancaman pembunuhan yang diduga kuat ditujukan terhadap korban.

(Finda Muhtar)

Pos terkait