Manado, VivaSulut.com — Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara bergerak cepat dalam merespons tragedi kebakaran KM Barcelona V yang terjadi pada Minggu (20/7/2025) di perairan Kepulauan Talise, Minahasa Utara.
Langkah taktis langsung diambil dengan membentuk tiga posko darurat untuk menangani berbagai aspek kebutuhan para korban, mulai dari medis hingga pemulihan trauma psikologis.
Kapal KM Barcelona V diketahui terbakar hebat saat dalam pelayaran dari Pelabuhan Talaud menuju Manado.
Peristiwa nahas yang terjadi sekitar pukul 14.00 WITA ini membawa duka mendalam bagi masyarakat Sulawesi Utara, namun juga memperlihatkan kesigapan pemerintah daerah dalam mengelola krisis secara terstruktur dan menyeluruh.
Gubernur Sulawesi Utara, Yulius Selvanus, menyatakan bahwa penanganan tidak hanya difokuskan pada evakuasi fisik, tetapi juga pada aspek pemulihan mental para korban.
“Kami melihat banyak dari mereka mengalami trauma berat. Oleh karena itu, fokus kami tidak hanya menyelamatkan secara fisik, tetapi juga memulihkan psikologis mereka,” ungkap Gubernur Yulius saat meninjau posko di Pelabuhan Manado, Minggu malam.
Para penyintas yang berhasil dievakuasi langsung dibawa ke beberapa lokasi aman, termasuk Pulau Gangga, Likupang, dan Manado.
Di ketiga wilayah ini pula, posko darurat didirikan sebagai pusat koordinasi medis, distribusi logistik, serta layanan trauma healing dengan melibatkan tenaga kesehatan, psikolog, dan relawan kemanusiaan.
Pemprov Sulut juga memastikan bahwa investigasi atas penyebab kebakaran akan dilakukan secara menyeluruh.
Dugaan awal menyebutkan api berasal dari salah satu kamar penumpang, namun Gubernur menegaskan bahwa tim gabungan akan mengusut tuntas sumber dan kronologi insiden.
“Kami belum bisa menyimpulkan pasti asal api. Investigasi akan berjalan sesuai prosedur,” katanya.
Koordinasi antara pemerintah daerah, tim SAR, Dinas Kesehatan, dan aparat keamanan berlangsung intensif sejak insiden dilaporkan. Langkah cepat ini mendapat apresiasi dari berbagai kalangan, mengingat potensi jatuhnya korban jiwa lebih besar jika penanganan terlambat.
Meski sebagian besar penumpang berhasil diselamatkan, tragedi ini tetap merenggut korban jiwa.
Pemerintah berkomitmen memberikan pendampingan berkelanjutan, termasuk santunan bagi keluarga korban dan layanan pemulihan jangka panjang.
(***/Finda Muhtar)