Bitung, VivaSulut.com – Salah satu saksi yang dihadirkan Jaksa Penuntut Umum (JPU) dalam sidang pemalsuan register tanah tanah eks HGU Konaleosan milik Keluarga dr Hansie Batuna di Kelurahan Girian Indah Lingkungan V Kecamatan Girian menyebut nama mantan Lurah Girian Indah, LS, Rabu (14/5/2025).
Salah satu saki yang dihadirkan dalam sidang lanjutan pemalsuan register tanah Eks HGU PT Kinaleosan kali ini adalah mantan Sekretaris Lurah (Seklur) Girian Indah, Surya Rotinsulu.
Sidang dipimpin Ketua Pengadilan Negeri Kota Bitung, Johanis Dairo Malo SH MH dengan materi pemeriksaan saksi dari JPU.
Di hadapan majelis hakim, Surya mengaku tidak mengetahui ada sertifikat yang terbit ketika ia ikut membuat register di kelurahan.
Walaupun ia mengaku ikut turun lapangan dan membuat surat ukur berdasarkan delegasi kepala kelurahan atau Lurah Girian Indah yang saat itu dijabat LS.
“Saya hanya mengetik dan membuat semua dokumen berdasarkan delegasi atau perintah dari ibu Lurah,” kata Surya.
Ia juga mengaku tidak tahu kalau tanah eks HGU Kinaleosan itu sudah memiliki sertifikat atas nama Paul Batuna yang terbit sejak tahun 2004.
“Saya tidak mengecek dokumen pendukung yang digunakan sebelum membuat surat ukur. Saya nanti tahu belakangan kalau ada sertifikat,” katanya.
Selain Surya, dalam sidang itu juga dihadirkan salah satu staf Kantor Badan Pertanahan Nasional Kota Bitung yang kian memberatkan LS.
Sementara itu, Kuasa Hukum Keluarga dr Hansie Batuna, Reinhard Mamalu SH MH didampingi Didi Koleangan, mendesak JPU dan Pengadilan Negeri Kota Bitung agar menghukum terdakwa seberat-beratnya.
Apalagi, kata Reinhard, sejumlah saksi yang telah dihadirkan di persidangan tak membantah peran LS dalam pemalsuan register tanah milik kliennya.
“Harus dihukum seberat-beranya karena cukup banyak warga yang tertipu melakukan pembayaran tanah ke pihak yang tidak berhak gara-gara adanya dokumen palsu tersebut,” kata Reinhard.
“Kami berharap, oknum-oknum yang terlibat selain LS, seperti warga inisial YM dan PM juga diproses serta diseret ke pengadilan karena korbannya begitu banyak,” sambungnya.
(redaksi)