Kotamobagu, VivaSulut.com – Pemerintah Kota (Pemkot) Kotamobagu berhasil menempati posisi ke-2 tertinggi dalam Indeks Daya Saing Daerah (IDSD) di Provinsi Sulawesi Utara (Sulut).
Berdasarkan hasil pengukuran tahun 2024 yang dilakukan oleh Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Skor IDSD Kota Kotamobagu pada tahun 2024 mencapai 3,69, mengalami peningkatan dari tahun sebelumnya yang berada pada angka 3,63.
Kepala Badan Perencanaan, Penelitian, dan Pengembangan Daerah (Bapelitbangda) Kota Kotamobagu, Chelsia Paputungan, menjelaskan bahwa peningkatan skor ini menunjukkan adanya perbaikan dalam berbagai aspek pembangunan daerah.
“Kerangka pengukuran IDSD Tahun 2024 terdiri dari empat komponen dasar daya saing, yaitu lingkungan pendukung, sumber daya manusia, pasar, dan ekosistem inovasi. Keempat komponen ini dielaborasi ke dalam 12 pilar daya saing,” ujar Chelsia. Saat dihubungi Via WhatsApp, Selasa (11/3/2025).
Keempat komponen tersebut kemudian dielaborasi ke dalam 12 pilar daya saing, antara lain:
Lingkungan Pendukung: Institusi, infrastruktur, adopsi teknologi informasi dan komunikasi (TIK), serta stabilitas ekonomi makro.
Sumber Daya Manusia: Kesehatan dan keterampilan.
Pasar: Pasar produk, pasar tenaga kerja, sistem keuangan, dan ukuran pasar.
Ekosistem Inovasi: Dinamisme bisnis dan kapabilitas inovasi.
Chelsia juga menjelaskan, bahwa peningkatan daya saing daerah sangat bergantung pada kebijakan ekonomi yang mampu mendorong transformasi serta akselerasi pertumbuhan ekonomi.
Oleh karena itu, IDSD diharapkan menjadi referensi utama bagi pemerintah daerah dalam merumuskan kebijakan pembangunan berbasis bukti.
“IDSD diharapkan dapat menjadi referensi utama bagi pemerintah daerah dalam menyusun kebijakan berbasis bukti. Selain itu, akademisi dapat memanfaatkannya untuk pengembangan pengetahuan, sementara pelaku usaha dapat menjadikannya acuan dalam pengambilan keputusan strategis,” harapnya.
Chelsia menambahkan, daya saing daerah mencerminkan kemampuan suatu daerah dalam menciptakan nilai tambah guna mencapai kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.
Dengan tetap terbuka terhadap persaingan domestik dan internasional, daerah yang memiliki daya saing tinggi mampu menemukan serta menentukan faktor-faktor pendorong daya saing yang efektif.
“Dengan pemahaman yang lebih mendalam mengenai faktor-faktor penentu daya saing seperti lingkungan yang kondusif, SDM yang kompetitif, efisiensi pasar, serta ekosistem inovasi diharapkan para pemangku kepentingan dapat mengoptimalkan potensi daerah guna mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif,” tandasnya.
(Dayat)