Tondano, VivaSulut.com – Keberadaan Lalang Rondor Malesung (LAROMA) sebagai lembaga penerus nilai-nilai tradisi Malesung kini berusia 9 tahun.
Dalam rangkaian hari spesial tersebut, LAROMA menggelar Dialog Lintas Iman, dengan tema ‘Keminahasaan dalam Kebhinekaan, Bagaimana Bisa’, pada 17 Februari 2025 di cagar budaya Loji Tondano, Minahasa.
“Dialog lintas iman adalah upaya untuk saling memahami dan menghormati serta menghargai perbedaan keyakinan. Dan itu adalah proses yang panjang yang harus dilakukan dengan jujur, adil dan penuh kesadaran,” ujar Iswan Sual, Ketua Umum LAROMA, Kamis (20/1/2026).

Lanjut Iswan, kesadaran untuk saling mengenal sangat diperlukan dalam negara Indonesia yang sangat beragam dan punya Pancasila sebagai falsafahnya.
Ia mengakui, Lalang Rondor Malesung (LAROMA) saat ini berada di usia yang masih belia meski sebetulnya sudah mewarisi ajaran Malesung ini sejak ribuan tahun lalu dari leluhur.
“Olehnya, perjalanan untuk menjadi organisasi penghayat kepercayaan yang dewasa masih sangatlah panjang. Kita harus berjuang lebih keras dan lebih giat. Kita mesti insyaf bahwa adalah penting mendalami dan melestarikan ajaran para leluhur,” ujarnya lagi.
Menurut Iswan, penting untuk saling mengenal serta menghormati berbagai perbedaan keyakinan, agama, kepercayaan, suku, dan latar belakang lainnya.

“Karena tugas utama kita adalah tumou tou, menjadi manusia yang sebenar-benarnya manusia. Mari kita sebagai penghayat kepercayaan menjadikan perayaan Hari Berdirinya LAROMA ke-9 tahun ini sebagai kesempatan untuk refleksi dan perenungan agar kehidupan dan perjalanan kita bisa menjadi lebih baik di masa depan. Banyak yang harus kita dalami, perbaiki, baharui, kembangkan,” kata Iswan kembali, sembari berterima kasih kepada para undangan lintas iman dan budaya yang sudah hadir dan mendukung pelaksanaan kegiatan ini.
Adapun kegiatan Dialog Lintas Iman didukung sejumlah tokoh agama dan tokoh budaya, baik Islam, Kristen, Baha’i, Yahudi, Khonghucu, Buddha, Hindu, masyarakat adat, serta penghayat kepercayaan.
“Mungkin tak dapat kami balas kebaikan ibu, bapak, saudara-saudari yang membantu fasilitasi tempat, mempersiapkan ruangan, meminjamkan karpet, mengisi acara, dan menyumbangkan dana. Mohon maaf untuk kekurangan yang ada. Semoga kita dipertemukan lagi di kesempatan-kesempatan lain,” pungkasnya.
(Finda Muhtar)