Sangihe,VivaSulut.com—Setiap tanggal 31 Januari, masyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe merayakan hari ulang tahun daerah serta perayaan adat Tulude. Seperti tahun-tahun sebelumnya, Pemerintah Daerah dan panitia mengundang berbagai pihak, termasuk Pemerintah Pusat dan Pemerintah Provinsi, untuk turut serta dalam perayaan sakral ini.
Namun, perayaan Tulude tahun 2025 terasa lebih istimewa. Selain dihadiri oleh perwakilan Menteri Dalam Negeri Tommy Bowulang, serta pejabat dari Pemerintah Provinsi, perayaan kali ini juga menghadirkan Sultan Ternate ke-49, Hidayah Mudafar Sjah beserta Permaisuri Boki Alwiah Husein. Tak hanya itu, turut hadir pula Bupati Klungkung, Bupati Bolaang Mongondow Timur, serta sejumlah tamu undangan lainnya. Kehadiran Bupati dan Wakil Bupati Sangihe terpilih, Michael Thungari dan Tendris Bulahari, bersama istri masing-masing semakin menambah semarak suasana.
Prosesi adat Tulude berlangsung khidmat dengan partisipasi penuh para pelaku adat yang melaksanakan tugas mereka dengan penuh tanggung jawab. Ritual demi ritual dilakukan dengan baik, disaksikan langsung oleh para tamu undangan dan pemerintah, memastikan prosesi adat berjalan dengan lancar.
Setelah upacara adat, perayaan dilanjutkan dengan makan malam bersama, diikuti dengan pementasan berbagai kesenian tradisional seperti tari Alabadiri, Salo Kapita Salurang, musik Olri, tarian Gunde, pertunjukan musik bambu dari enam kelompok, Ampa Wayer, serta Masamper Sabuah. Kehadiran beragam seni budaya ini semakin memperkuat kekayaan tradisi yang dimiliki masyarakat Sangihe.
Penjabat Bupati Sangihe, Albert Huppy Wounde dalam sambutannya menyampaikan bahwa semangat kebersamaan dalam perayaan Tulude tahun ini menjadi momentum untuk mengungkapkan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
“Sukacita Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Kepulauan Sangihe semakin bertambah dengan kehadiran perwakilan Menteri Dalam Negeri RI, perwakilan Pemerintah Provinsi, PPATK, Sultan Ternate beserta Permaisuri, Bupati Klungkung, Bupati Boltim, serta para tamu undangan lainnya,” ujar Wounde.
Lebih lanjut, Wounde menegaskan bahwa Tulude bukan sekadar seremonial, tetapi memiliki makna mendalam yang mencerminkan tiga aspek utama. Pertama, ungkapan syukur atas berkat dan anugerah Tuhan sepanjang tahun yang telah berlalu. Kedua, permohonan ampun atas kesalahan dan dosa yang dilakukan dalam perjalanan waktu sebelumnya. Ketiga, doa dan penyerahan diri untuk memperoleh penyertaan Tuhan dalam kehidupan dan pengabdian di tahun yang baru.
Dengan suksesnya prosesi adat serta meriahnya pementasan seni dan budaya, perayaan Tulude tahun 2025 menjadi salah satu yang paling istimewa. Kehadiran berbagai tamu penting serta semangat kebersamaan yang terjalin semakin memperkokoh identitas budaya masyarakat Kepulauan Sangihe. (Nie)